Selasa, Mei 11, 2010

Ke Ujung Pelangi





<><>


paman tua pembersih kuil
membisikkan rahasia kepada saudagar kaya
maukah kau peta
ke ujung pelangi?

saudagar berkata, tentu
tak enak hatinya menolak seorang tua
tapi hartanya masih kurang
mengunjungi ujung pelangi?
waktu tuk mencari uang
pasti berkurang, hartanya pasti berkurang

saudagar menyelipkan peta 
ke sahabatnya menantu raja
ini peta ke ujung pelangi
lihat dan pahami
menantu raja menggeleng
mau dibawa kemana kerajaannya
bila ia pergi
ke ujung pelangi

menantu raja berbisik kepada hulubalang
buatmu, terserah jika mau dibuang
hulubalang tak menolak, takut kepala ditebang

hulubalang memberikan peta kepada istri ketiga
cantik serupa kijang kesturi
anggun laksana titisan bidadari
apa ini, hardik si istri manja 
bukan uang yang kau berikan 
malah kertas buruk pembungkus makanan

peta dipungut bocah pincang dari pinggir jalan
ini pasti peta harta!!
bocah pincang memberikan kepada kakaknya
seorang pelayan muda
buatmu, kakak tercinta
karena kebaikanmu
dan dirimu yang apa adanya

pelayan muda membaca dan mengerti
lalu ia berkata
kepada wanita sederhana berpenutup kepala
pelanggan setia

sudikah kau bersamaku,
kita berpetualang ke ujung pelangi?
tempat berlabuhnya harapan
dan mewujud mimpi-mimpi 

pasti seru!!
mengikuti peta ajaib
menyusuri labirin kota
melompati gang sempit 
membaca tanda-tanda
pasti seru!!
melintasi belantara pasir
mengarungi marabahaya
bersabar di perempatan kota
bersyukur di lapang jalan desa
pasti seru!!
menipu bajak laut
bersahabat dengan burung perenjak
menikam sepi hujan
mengakrabi langit bumi

bila kita lelah?
tanya wanita itu

kita singgah di kedai
mentertawai kebodohan kita

bila kita haus?
tanya wanita itu lagi

kita baca kitab suci
dan ayat-ayat di muka bumi

bila kita lapar?

cukuplah aku yang lapar
kau takkan kuijinkan meski sebentar

bila aku ingin pulang?

ke ujung pelangi
disitu kita pulang yang sejati
bertemu tuhan
dan berkata
kita saling memilih
berkelana bersama
karena engkau, tuhan

maka berangkatlah mereka
berpetualang ke ujung pelangi
ada kala mereka lelah
ada kala mereka haus
ada kala mereka ingin menyerah
ada kala sang pelayan lapar
tapi berkata tidak lapar untuk sang wanita

itu biasa, kata mereka
yang telah menjadi bijak dalam perjalanan

mereka berkata, hidup memang seperti itu 
tak selalu lurus melulu
tapi masih ada langit berbintang malam hari
masih ada udara segar sehabis hujan
masih ada embun pagi selepas mimpi
ada angin
kedai yang hangat
tawa bocah kecil
hijau, pohon, napas, hidup, air, pelangi
tuhan
tuhan
tuhan

(aku jadi ingin ke ujung pelangi

paman penjaga kuil, boleh kumiliki 
peta menuju ujung pelangi

“boleh, tapi cari dulu
pergi dengan siapa?)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

harusnya memang seperti itu

ada kala mereka lelah
ada kala mereka haus
ada kala mereka ingin menyerah

itu biasa, kata mereka
yang telah menjadi bijak dalam perjalanan

mereka berkata, hidup memang seperti itu
tak selalu lurus melulu


tetap memutuskan untuk bersama-sama no matter how bad they want to give up..

reza is fahmi mengatakan...

konsep yg utopis ya bu....