Rabu, Juli 20, 2011

Kilometer Tiga Satu









di kilometer tiga satu
bis gegas dipacu seperti waktu menyihir pagi menjadi masa lalu
sementara masa depan menjelma sesuatu yang gaib di udara
hablur bercampur irama dangdut mendayukan anyir realita

bangku-bangku kosong yang ramai oleh busa jok terburai
berkomplot dengan gemuruh mesin pecahkan damai
berapa jauh lagi hingga sampai ke mimpi?
: kenek menggeleng sambil takzim menghitung uang sewa hari ini

di balik jendela, cahaya berlari melawan arah
meninggalkan kesan pada malam beratus goresan lelah
mengajak setiap jiwa yang kalah
larut dalam kepungan pasrah

begitulah, kadang kenyataan itu dangdut melayu dalam versi yang sangat biru

namun selalu ada angin yang singgah mengukir senyum pada kaca
seakan berbisik semua akan baik-baik saja

di kilometer tiga satu
rindu adalah kilometer panjang tanda tanya dan seru
mungkin kegagalan berhasil merampas damai dari deru
namun gagal hentikan bis melaju maju

kapan bis henti melaju?
: hanya Tuhan satu yang tahu

2 komentar:

FeeThree mengatakan...

ai laik it mace

reza is fahmi mengatakan...

thx sis....