Rabu, Desember 19, 2012

Nona Semilir Angin




Duhai nona semilir angin
Berbisiklah...

Kamu mengerti kan?

Ketika kuselipkan cinta di sela canda
Sebenarnya itu sebenarnya cinta
Yang tak inginku kau terka

Ketika tatap mata siratkan rindu
Sesungguhnya itu sesungguhnya rindu
Yang tak inginku kau tahu

Kamu paham kan?

Cinta adalah permainan
Yang tak lagi sanggup aku mainkan

Cukup kujelma bayang awan
Mengawalmu di padang ilalang
Karena memandangmu dari ketinggian
Lebih dari sebuah kemewahan

Duhai nona semilir angin
Berbisiklah...

Aku mencintamu
Tak berharap lebih

December I love you



The beauty
The story
Each smile
Sparkle in the eye
Everything smells like air after the rain
Becomes stain in my brain

December I love you
I don't expect more
 

Rabu, Desember 12, 2012

Membacamu Tak Pernah Mudah

Aku menemukanmu
Di salah satu spasi
Dari beribu spasi
Yang menetap dalam cerita membosankan ini

Tak heran tak banyak yang dapat aku katakan

Membacamu tak pernah mudah
Tak ada kosakata
Tak pernah suara
Hanya bening dan senja                                                                              

Tak heran tak banyak yang dapat aku nyanyikan

Maka aku berpaling
Diam-diam menuju hening
Menjauhi keramaian

Bagaimana cara membatalkan hiruk pikuk
Yang terlanjur erat memeluk
Kesadaranku

Dimanakah jalan berulir
Menuju derita yang berakhir
Yang pernah kau tunjukkan

Meski begitu, aku percaya cinta
Masih

Entahlah…
Mungkin hingga cinta tak lagi cinta
Mungkin hingga rindu menggelepar biru

Minggu, Desember 02, 2012

Meski Hening




Besok
Bila kau menemukanku
Dalam sepotong kenangan yang terungkap oleh keruhnya rindu

Tolong, jangan sebut namaku

Karena ku tak kan berpaling
Meski hening

Jumat, Oktober 26, 2012

Cinta. Selalu. Mengabu

Dalam ingatan yang separuh, dirimu adalah separuh rasa yang menetap di separuh hati, menyeparuhkan aku bagai sayap-sayap rapuh kala separuh senyummu tergelincir di separuh malam saat bulan separuh cahaya.

Tidakkah kau ingat?

Engkau menjelma doa yang terbelah karena jiwa dibelah gundah, membelah aku potongan-potongan rindu lalu rebah di sendu parasmu yang terbelah oleh senja memar di garis langit yang pudar.

Tidakkah kau mengerti?

Cinta ini.
Selalu.
Mengabu.
Dilumat api cemburu yang tak kunjung kau pahami juga tidak aku.

Hanya Udara Mati

Malam!
Mungkin kau mendengar kabar?
Kalau kau membaca tulisan ini
Angin telah membawaku ke sana
Tempat para mimpi bercengkerama

Kau pikir aku gila
Aku hanya lelaki yang mengakrabi sepi
Menaruhnya dalam toples perak
Hanya udara mati, lain tidak

Ini ideku
Berdamai dengan hening
Berkaca pada bening
Embun yang terpelanting

Ikutlah denganku
Atau menepi

Tapi jangan pernah berjanji

Kamis, Mei 24, 2012

Telaga Cinta


Tak tahu kapan maut menjemput
Tak ingin resah tetapi resah
Berhenti ku di telaga cinta
Mengharap tawar dahaga jiwa


Berlari ku berlari ku trus berlari
Menghindar dari yang tak terhindari
Kembali ku kembali slalu kembali
Ke hampa hati ditikam sepi


Ada telaga bernama cinta
Di ramadhan yang penuh cinta
Bergegasku ke telaga itu
Semoga Tuhan sudi pintaku


Semoga Tuhan sudi padaku

Selasa, Mei 22, 2012

Sofa, Bunga, Pelita, Cinta

Saat kita berbincang mengenai kebutuhan hidup sehari-hari dan barang mewah yang khayal ingin miliki

Engkau berbagi cerita
Tentang mimpimu yang sederhana

       : Sofa di ruang tengah
       : Harum bunga di dalam rumah

Saat kita berbincang tentang kerasnya hidup dan kepingan sejarah yang basah di ingatan yang lelah

Engkau berbagi cerita
Tentang asamu yang sederhana

       : Anakmu genggam dunia
       : Tak mengulang salahmu yang sama

Entahlah
Bagiku engkau lebih tampak berbagi cahaya

Pelita kecil yang diam-diam kau sematkan di jiwa kami yang kalah
Adalah pelita yang terangi langkah hingga malam terasa mudah

Pelita yang penuh rindu kubisikkan nama
Ke telingamu yang merenta

       : Cinta bunda
       : Cahaya. Selamanya

Jumat, Mei 04, 2012

Cahaya Yang Ku Ingat



Dan mimpi menutup mata
Lelap dalam hening yang sama

Dan jiwa-jiwa malang
Tersesat dalam rimbun ilalang!

Dan engkau dan aku
Cerita yang tak berujung temu

Dan sungai bersenandung tenang
Jauh hingga ke samudera pulang

Maka bolehkah ku bawa pulang
Setoples kunang-kunang?

Cahaya yang satu-satunya ku ingat
Mengendap di bola matamu yang pekat

: Penyesalan

Di setiap hari

Banyak yang ingin ku ceritakan kepadamu,
Gadis ayu...
Celoteh tentang cicak-cicak di dinding
Yang diam-diam merayap
Juga rembulan di pelupuk mata
Yang enggan terlelap

Seperti saat ini
di pucuk malam yang muram
ditemani kedip layar komputer
dan lampu temaram

Aku ingin lepaskan diri
Lepas dari jerat kamarku yang sempit dan pengap
Lalu kuteriakkan namamu, gadis ayu...
Rindu aku menujumu dengan segenap derap
Banyak yang ingin kubagi denganmu
Senyum yang mekar di wajah para sahabat
Lagu-lagu indah pengisi waktu rehat
Kisah tentang letupan-letupan di hati
Yang berakhir sunyi

Tentang sumpah serapahku di sepanjang hari
Dan bagaimana semua itu di penghujung waktu
berganti menjadi sebutir batu

: Penyesalan

Seperti menyesalnya aku
Tak dapat memilikimu

Selasa, Januari 31, 2012

Airmatakah Itu, Mama?


Kita berkumpul di kamar
Sesak oleh rindu yang memar
Tiramisu coklat
Dan paduan suara ucapan selamat
Lilin angka satu dan tujuh
Kecup hangat di pipimu rapuh
Dan bertubi canda
Dan sejumput doa
Dan bergulung-gulung cinta
Seperti ombak
Hanya cinta, lain tidak

Ada kilau cahaya di matamu yang tertawa
Airmatakah itu, mama?

Seperti embun, airmata itu
Seperti itu rapuhnya dirimu
Dan betapa hingga kini kami masih saja tak percaya
Engkau sendiri menghela kami taklukkan dunia

Selamat ulang tahun mama

Jumat, Januari 20, 2012

Hidup Adalah Kecupan Angin

Hidup adalah kecupan angin

Nafasnya menggigilkan jiwa

Namun sebatas itu

Hanya sebatas itu