Minggu, Januari 02, 2011

BEN-BEN! BENYAMIN SAYANG (satu)


-satu-
Daftar Kesukaan Ben


Namaku Ben. Bunda memanggilku Ben Sayang. Ayah memanggilku Lelaki Kecil. Aku tidak suka dipanggil Lelaki Kecil. Aku sudah besar. Aku sudah sekolah, kelas satu. Badanku lebih besar sedikit dari Artum-Tum adikku, meski lebih kecil dari Ladit, adikku yang satu lagi. Aku sudah bisa menulis dan membuat daftar. Ini adalah daftar hal-hal yang aku sukai.

Daftar Kesukaan-ku:

1.     Tidur-tiduran di depan tivi.
2.     Asterix.
3.     Kelereng sakti tujuh warna milikku.
4.     Baju direktur dan dasi merah biru milikku.
5.     Pisang goreng buatan Bunda. Atau buatan Mbok Cumi Sumi, tapi bila dibeli di pagi hari. Bila sudah siang rasanya seperti susu basi.
6.     Bunda.
 




Aku membuat daftar ini sebulan yang lalu, saat aku sudah cukup pandai menulis. Di kelas, aku adalah siswa pertama yang bisa menulis daftar kesukaan. Aku membuatnya di sehelai kertas dan menunjukkannya ke Ibu Guru. Kata Ibu Guru, aku murid yang cerdas. Aku senang mendengar pujian Ibu Guru. Sayangnya aku bukan siswa pertama yang dapat membaca, tapi Riza. Riza duduk di depanku dan rambutnya sangat keriting. Untung rambutnya berwarna hitam, bila kuning pasti rambutnya adalah sisa mie rebus yang tidak dihabiskan saat makan malam.
Riza sangat keren. Ia bisa membaca tulisan BEKERI, merek roti limaratusan yang dijual di kantin sekolah. Kata Ibu Guru, Riza anak yang cerdas. Aku senang karena sekarang aku juga anak yang cerdas seperti Riza.
Pulang sekolah aku langsung mencari Bunda. Ia sedang memasak. Tangannya belepotan tepung berwarna putih. Aku menunjukkan daftar kesukaanku kepada Bunda. Bunda tersenyum. Dia juga suka dan menganggap aku anaknya yang cerdas. Ia mengusap-usap kepalaku. Kepalaku dipenuhi tepung putih.
Biasanya aku tidak suka ada kotoran di kepalaku. Aku tidak suka seseorang menyentuh kepalaku dengan tangan yang kotor. Bahkan sebenarnya aku tak suka kepalaku disentuh sama sekali. Tapi kali ini aku tidak keberatan mengotori kepalaku. Karena sorenya, Bunda membuat pisang goreng kesukaanku nomor lima, lalu berbisik,”Hadiah untuk Ben-Ben Sayang, anakku yang cerdas!”
*

Tidak ada komentar: