Senin, November 08, 2010
Mungkin Kita Adalah Wedus Gembel
Mungkin kita adalah wedus gembel
Awan debu panas yang meluncur dari puncak ketidakpedulian kita
Anak-anak jalanan yang berleleran seperti tarian lalat di atas kotoran
Pengemis renta yang menghiasi ruang publik kita
Hanya mendorong kita menunjuk hidung pemerintah atas kegagapan mereka
Lalu kita pulang ke rumah makan dengan nyaman bersama anak istri tercinta
Mungkin kita adalah wedus gembel
Pemujaan kita yang berlebih terhadap benda-benda
Konsumerisme menjadi agama, etalase mall menjadi berhala
Meng-alien-isasi mereka yang tak punya account facebook atau blackberry
Sebagai mereka yang biasa saja, debu dalam pergaulan sehari-hari
Mereka yang biasa saja adalah jutaan minoritas yang sesak napas melihat kemajuan jaman
Sesak napas mengukur betapa mereka jauh ketinggalan
Mereka adalah anak-anak yang ngiler melihat temannya bermain PS atau game online
Sementara ayah ibu mereka menggadaikan nyawa bekerja di bawah upah minimum minim layak kehidupan
Mungkin kita adalah wedus gembel
Yang jadikan mbah maridjan pahlawan gagah perkasa
Kita citrakan dia sebagai benteng terakhir keberanian manusia
Lalu kematiannya yang absurd mungkin saja karena
Ia tak lagi mengenali dirinya di tengah gemerlap lampu sorot media
Keanehan dikomersialisasi, kesalahan diberitakan sebesar-besarnya
Lalu kita melupakan sedikit kebaikan yang berserak dimana-mana
Kita salahkan media massa karena tak bijak membuat berita
Padahal yang mengkonsumsi berita adalah kita
Pilihan ada di tangan kita
Mungkin kita adalah wedus gembel
Awan debu panas yang membunuh manusia sekeliling kita
Karena kita lupa
Bagaimana cara menjadi manusia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
mantap...ni baru keren
Nyindir???? Kekekekek
Ups....so deep, keren banget za..jadi kapan bukunya terbitnya..ontology by captain bold?
Posting Komentar