“tidakkah kau rindu petangnya ramadhan
sendu suara penyeru tuhan
lalu hidangan ala kadarnya
kita santap dengan gembira
kita berbuka”
”tidakkah kau rindu tarawih yang meriah
riuh rendah suara bocah
amin bersahut-sahutan menggoda imam
lalu doa syahdu memenuhi langit malam
tidakkah kau lihat, malaikat ikut bergumam”
”tidakkah kau rindu lapar yang menguatkan
tidakkah kau rindu haus yang mentawarkan
angkara hewani
dalam hati”
tentu. bisikku
tapi masih layakkah aku
tuk semua kenikmatan itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar