Setiap kali mematikan mesin
Sesaat sebelum membuka pintu pagar
Aku mendapatimu disana
Mengintip dari balik jendela
Entahlah…
Khayalku engkau disitu sepanjang waktu
Meremas cemas tirai biru pemberian ibu
Atau bisa jadi kau mengenali deru motor itu
Lalu melesat secepat kau mampu
Dan meski selusin detik kukira
Namun tak pernah gagal ku menangkapnya
Butir-butir cahaya
Dari masing-masing matamu jelita
Serta senyummu tentu saja
Semanis ucapan yang lapangkan dada
Istriku
Terima kasih ya