Christina Perri berkata, seribu tahun lagi
Kau nyanyikan dengan nada yang sumbang yang anehnya
terdengar merdu di hati
Cetusmu, berharap boleh bukan?
Kau tertawa dengan tawa yang pukau aku, tawan aku, di
sepanjang ingatan
Karena engkau pengecualian, seru Paramore
Tidak, senandungmu tidak dalam orkestra megah nan glamor
Hanya iringan perkusi jari dan ritmik yang berantakan
Dibalut senyummu yang lambungkan jiwa para penikmat hingga ke
bulan
Dan seakan kau terkejut dibawa berlari oleh roller coaster
kehidupan
Betapa mimpi bertransformasi secepat kilat tanpa surat
pemberitahuan
Tanpa rencana, di kilometer dua satu
Kau berganti bis menuju arah baru
Bukan. Bukan menyerah atas terjal perjalanan yang kau tempuh
Bukan juga pasrah karena air mata bercampur peluh
Namun justru karena potongan-potongan hikmah yang tercecer
di sepanjang jalan
Rajin kau kumpulkan dalam buku di benakmu bernama
kebijaksanaan
Betapa aku bangga padamu
Karena engkau pengecualian
Hingga seribu tahun kemudian