Jumat, Oktober 26, 2012

Cinta. Selalu. Mengabu

Dalam ingatan yang separuh, dirimu adalah separuh rasa yang menetap di separuh hati, menyeparuhkan aku bagai sayap-sayap rapuh kala separuh senyummu tergelincir di separuh malam saat bulan separuh cahaya.

Tidakkah kau ingat?

Engkau menjelma doa yang terbelah karena jiwa dibelah gundah, membelah aku potongan-potongan rindu lalu rebah di sendu parasmu yang terbelah oleh senja memar di garis langit yang pudar.

Tidakkah kau mengerti?

Cinta ini.
Selalu.
Mengabu.
Dilumat api cemburu yang tak kunjung kau pahami juga tidak aku.

Hanya Udara Mati

Malam!
Mungkin kau mendengar kabar?
Kalau kau membaca tulisan ini
Angin telah membawaku ke sana
Tempat para mimpi bercengkerama

Kau pikir aku gila
Aku hanya lelaki yang mengakrabi sepi
Menaruhnya dalam toples perak
Hanya udara mati, lain tidak

Ini ideku
Berdamai dengan hening
Berkaca pada bening
Embun yang terpelanting

Ikutlah denganku
Atau menepi

Tapi jangan pernah berjanji