Rabu, April 27, 2011

Jangan Menunggu Hujan















Kawan…
Perlu kau tuk kembali
Menghitung banyak waktu
Yang lepas dari cengkramanmu
Kawan…
Perlu kau tuk sadari
Mimpi adalah mimpi
Kenyataan adalah realisasi


Mungkin memang asyik kita berpesta
Mungkin lengah pikiran dari himpitan problema
Tapi tak selangkah pun kita dapat berlari
Masalah adalah bayangan yang melekat di diri


Percayalah,
menghindar bukan opsi
Lama atau sebentar,
masalah tetap kembali
Hanya keberanian yang padamkan api
Hanya keteguhan yang menjadi kunci
Terjawabnya doa


Kawan…
Jangan menunggu hujan
Jangan pasrah jadi abu
Jangan cuma menonton
Api melumat kayu
Jadilah sesuatu

Atau terbakar hingga mati
Mengejar mimpi

Kamis, April 21, 2011

menangis saja!


















menangis saja…!
ambil sebanyak mungkin air mata yang kau butuhkan
lalu tumpahkan
jadilah ia sungai yang beranak pinak di pipi
jadilah ia pertanda pengakuan terjujur tentang kelemahan diri


tapi setelah itu jadilah berani


hempaskan saja…!
pukul udara kosong atau lantakkan bantal tak berdosa
tak mengapa
jadilah api yang melumat segala kesumat
jadilah badai yang melaju pecahkan rindu


tapi setelah itu jadilah bijak hati


karena boleh jadi kita berpikir kehilangan
tetapi sebenarnya kita diselamatkan
boleh jadi kita merasa kalah
tetapi sebenarnya itu cuma satu lagi langkah


mendekati menang

Rabu, April 20, 2011

Janji

















Yang kujanjikan


Bukan taman bunga
Bukan cantik pelangi
Bukan indah lembah
Bukan tenang telaga
Bukan luas samudera
Bukan madu
Dan riang kupu-kupu


Tapi hujan badai
Jalan terjal
Perjalanan jauh
Kering gurun pasir
Hujan salju
Angin topan
Badai kehidupan
Namun aku tetap bertahan
Sebagaimana engkau tetap bertahan
Dan aku tetap di sampingmu
Sebagaimana engkau setia di sisiku


Bersama kita
Nikmati petang

Senin, April 18, 2011

Garp si Garapel dan Tujuh Lilin
















Garp si Garapel
Si Penjaga
Menangisi tujuh lilin
Dan angin utara yang tak henti
Memadamkan titik api
Yang ia coba nyalakan
Di hati


Sulit untuk Garp si Garapel
Bertahan di posisi itu
Sebagai penjaga
Yang ia percaya cuma cinta
Namun cinta yang sama bergegas menuju sungai mencari samudera
Meninggalkannya

Garp si Garapel
Merapal tujuh spell
Satu spell untuk satu lilin
Dan ribuan doa
Agar aurora berkenan hentikan cahaya
Dan angin utara berhenti berlari
Sebentar saja

“Karna aku rindu banget!”
Runtuk Garp si Garapel

Tidakkah kita mendengar puisi
Sayup-sayup bagai tentara yang kalah bertempur
Derap lunglai menuju tanah air
Lihatlah!
Duka yang mereka kenakan
Lebih tebal dari debu yang menutupi baju besi

“Karna aku cinta banget!”
Keluh Garp si garapel

Seperti biasa
Setelah lilin ke tujuh padam
Garp si Garapel
Merangkai balon gas dari serpihan kertas
Lalu menerbangkan ke udara
Bersama sedikit asa yang tersisa

"Mungkin besok kali ya...
Aku lebih beruntung!"
Bisik Garp si Garapel
Kepada mendung

Jumat, April 15, 2011

Senja yang Biru Dibalut Rindu












dan hari-hariku dibalut rindu
akan sesosok ayu
gadis bermata sendu


masih lekat di selusur benak
gigi ginsul
kening india
tawa jenaka
cuek bebek
cerita tentang tingkah polah lucu anak murid
tentang mimpi
tentang luka hati
keseluruhan paket dirinya yang seakan berkata:
aku sebenarnya mendekap duka


seharusnya cinta tak terjadi
tak seharusnya merajai hati
tapi apa lacur
aku kadung lebur


hari-hariku dibalut rindu


dan seperti senja yang berwarna biru
kau berlalu
tanpa aku